Rabu, 23 Maret 2011

Hubungan manusia dengan mesin

Sistem manusia mesin merupakan sebuah sistem yg baik biasanya memiliki sifat deterministik yg relatif tertutup. Sehingga sistem dapat diduga yg selalu berjalan tepat seperti seharusnya. Dalam sistem informasi, unsur mesin seperti komputer dan program komputer relatif tertutup dan deterministik. Sedang unsur  manusia adalah sistem terbuka dan probabilistik. Pemakaian manusia dan mesin membentuk sebuah sistem manusia-mesin. Sistem manusia-mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia hanya sebagai suatu pengawas atas operasi mesin.
Macam Hubungan (Interaksi) Manusia – mesin :
1. Sistem manusia – Mesin Secara Manual :
- Masukan ( Input) akan langsung ditransformasikan oleh manusia menjadi keluaran (output)
- Manusia memegang kendali secara penuh dalam menjalankan aktifitas
- Mesin hanya sekedar menambah kemampuan dalam menyelesaikan aktifitas.
- Manusia sebagai sumber tenaga (Power) dan sekaligus fungsi kendali (Control)
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis :
- Adanya mekanisme khusus yg akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk kedalam system manusia
- Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu output berhasil diproses oleh mesin
- Mesin yg memberikan sumber tenanga (Power)
- Manusia yg melakukan proses kendali (Control)
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis :
- Mesin memegang peranan penuh secara langsung
- Mesin sebagai penerima rangsangan dari luar
- Mesin juga sebagai pengendali aktifitas
- Manusia hanya memonitor agar mesin dapat bekerja secara baik
- Manusia dapat memasukan data atau mengganti program apabila diperlukan
- Mesin berfungsi penuh sebagai sumber tenanga (Power) & Pengendali (Control) aktifitas.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, dengan memodifikasi meja pengumpan dan menambah peredam kebiasaan pada mesin perontok padi, dapat meningkatkan produktivitas kerja petani sebesar 46,49% (Sucipta, 2004). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutjana (1998) yaitu produktivitas kerja penyabit padi menggunakan sabit bergigi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan sabit biasa dan berbeda bermakna setelah lima belas menit pertama, dan hasil penelitian Erawan (2002) bahwa produktivitas kerja operator traktor dari perbaikan rancang bangun handel yang mengacu aspek antropometri meningkat sebesar 23,25%. Contoh lain dari aplikasi disiplin ergonomi juga bisa dilihat dalam proses perancangan peralatan kerja untuk penggunaan yang lebih efektif. Perkakas kerja seperti sabit atau cangkul misalnya dengan pegangan (handle) yang berbentuk kurva pada dasarnya merupakan hasil dari human engineering studies. Desain handle yang berbentuk kurva, dan disesuaikan dengan bentuk genggaman tangan, akan memudahkan cara pengoperasian peralatan tersebut.

Contoh lain pula adalah apa yang terjadi dalam cara kerja mobil. Adanya instrumen-instrumen atau display-display panel dalam mobil akan mempu menunjukkan kecepatan mobil yang sedang berjalan dan / atau jumlah bahan bakar yang masih ada dalam tangki mobil tersebut. Disini manusia (pengemudi) tidak akan bisa secara langsung mengendalikan/mengontrol sumber tenaga penggerak mobil tersebut secara langsung, karena dalam sistem ini mesinlah yang akan memberikan tenaga yang  mampu menyebabkan mobil bergerak. Manusia disini kemudian akan melaksanakan fungsi kontrol dengan memakan sensing input-nya lewat display dan mekanisme lainnya seperti kemudi, rem, gas, dan lain-lain. Sistem dimana mesin akan memberikan tenaga (power) dan manusia akan melaksanakan fungsi kontrol dikenal sebagai sistem semiautomatic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar